Jakarta - Friksi politik yang terjadi di tubuh Partai Golkar kian memanas dan memuncak pada perpecahan jelang digelarnya musyawarah nasional (munas) partai tersebut. Puncak riak-riak terbelahnya soliditas partai tersebut terjadi pada Selasa (25/11): kubu yang berseberangan dengan Ketum Aburizal Bakrie (Ical) membentuk Presidium Penyelamat Partai.
Bentrokan yang terjadi di kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta pada Selasa (25/11/2014) cukup mengejutkan. Riak-riak ketidakpuasan sejumlah politisi muda dan senior partai beringin tersebut kepada Ical memang sudah muncul sejak lama, sebelum digelarnya hajatan nasional Pilpres pada Juli lalu. Namun terjadinya kericuhan yang dilakukan anggota AMPG pimpinan Yorrys Raweyai hingga pengambilalihan partai oleh Presidium Penyelamat Partai oleh Waketum Agung Laksono menjadi fakta yang semakin membuktikan Golkar terbelah.
"Saya sepakat Golkar ini harus mempertahankan eksistensinya. Kita sepakat kemenangan kita capai. Perubahan yang bisa bawa nama baik. Perkenankan saya menyimpulkan bahwa pertama dibentuk dan ditetapkan presidium penyelamat partai yang dipimpin langsung oleh saya," tegas Agung.
Tidak sekadar mengambil alih, Agung Laksono bersama presidium lainnya yang juga caketum Golkar, yakni Zainuddin Amali, Agus Gumiwang Kartasasmita, Hajriyanto Y Thohari, Ibnu Munzir, Yorrys Raweyai, Agun Gunanjar, dan Priyo Budi Santoso sepakat untuk menggelar munas tandingan pada Januari 2015.
Bahkan Wasekjen Partai Golkar Leo Nababan sampai menyebut rapat pleno yang dipimpin Agung Laksono secara tidak langsung telah memecat Ical sebagai ketua umum Golkar. Alasannya, keputusan sepihak kubu Ical membuktikan bahwa mereka mempertontonkan kesewenang-wenangan.
"Saya sangat konkrit rapat pleno ini memecat saudara Aburizal Bakrie, Idrus Marham, Theo Sambuaga, dan lain lainnya. Yang terakhir adalah kejadian yang barusan terjadi. Karena mereka sudah dipecat maka pleno memutuskan bapak Agung Laksono menjadi Plt Ketum Golkar," ujar Leo.
Melihat kondisi di kantor DPP yang kian tidak kondusif, loyalis Ical yakni Theo L Sambuaga, Titiek Soeharto, Idrus Marham, Akbar Tandjung, dan Sharif Cicip Sutardjo langsung meluncur ke Bakrie Tower di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara kubu Agung Laksono Cs melakukan konsolidasi di Kantor DPP Golkar di Slipi, kubu Ical Cs menggelar konsolidasi lokasi tersebut. Menariknya, Ketum Gerindra yang juga bekas capres Koalisi Merah Putih (KMP) yakni Prabowo Subianto ikut nimbrung dalam konsolidasi tersebut. Usai pertemuan itu, Ical langsung menegaskan akan tetap menggelar munas pada 30 November di Bali. Golkar benar-benar pecah !!
Fenomena pecahnya partai besutan Orde Baru ini bukan baru kali ini. Dalam catatan sejarah, pasca reformasi partai yang pernah berjaya selama 32 tahun ini memang beberapa kali pecah. Setelah pemilu 2004, kekalahan di munas mendorong Prabowo Subianto keluar dan mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008. Setelah pemilu 2009, kekalahan di munas juga mendorong Surya Paloh membentuk partai NasDem tahun 2011.
Namun kali ini, pecahnya Golkar menjadi hal menarik karena sangat berkaitan dengan posisi partai itu di KMP. Golkar menjadi partai kedua yang pecah dalam Koalisi Merah Putih (KMP), setelah partai serekannya yang lebih dulu mendukung Prabowo Subianto yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah pecah lebih dulu.
Mengaca pada PPP, dua kubu yang berseteru sampai saat ini belum ada yang dinyatakan definitif secara legal. Meskipun Kemenkum HAM telah mengeluarkan SK yang mengesahkan PPP kubu Romahurmuziy, namun PTUN menunda putusan tersebut. Sidang sengketa kedua kubu masih berlangsung di PTUN. Pecahnya PPP mendorong partai Ka'bah itu beralih dari KMP kepada Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Bagaimana drama lanjutan konflik internal Golkar? Jika dua munas benar-benar berlangsung, apakah nasib legalitas partai itu akan 'menggantung' seperti PPP ?.***( Ramdhan Muhaimin – detikNews)
0 Response to "Hmmmm...Golkar Pecah, Partai Kedua yang Terbelah di Tubuh KMP Setelah PPP"
Post a Comment