Visitor LIVE

Mesothelioma Cancer News Diagnóstico y tratamiento del mesotelioma pleural maligno Mesothelioma Law Firm mesothelioma cancer mesothelioma asbestos

Belanja Makan Minum Pemkab Ketapang Rp.13 M,Hemat Anggaran atau Makan Mewah

IKLAN 300x600 ( Yang Sudah Diparse)
KETAPANG-Bicara soal anggaran,tentu tidak berlebihan jika menghubungkannya dengan kesederhanaan. “Anggaran menyangkut perencanaan sumber daya, khususnya uang, untuk membiayai suatu kegiatan. Di sisi lain, kesederhanaan bisa dilihat sebagai suatu pola pikir, sikap, tindakan atau perilaku yang tidak berlebihan dan disesuaikan dengan situasi, kondisi ataupun takaran kebutuhan yang ada. Kesederhanaan bisa diantonimkan dengan kemewahan, sederhana berkebalikan dengan mewah, juga berfoya-foya,”tutur Muhaiyan Siddiq Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Ketapang ketika ditemui www.kabar65.comKamis (18/12/2014) siang di kediamannya.

Kata Muhaiyan,semakin kita sederhana dalam merencakan sebuah kegiatan, logikanya akan semakin sedikit pula anggaran yang diperlukan. “Dengan demikian kesederhanaan akan berkorelasi positif terhadap penghematan anggaran. Dua kata kunci yaitu kesederhanaan dan anggaran ini akhir-akhir ini sedang naik daun sebagai kampanye kerjanya Kabinet Kerja Jokowi-JK. Hal ini tidak terlepas dari ketidakseimbangan neraca pemasukan dan pengeluaran dalam anggaran belanja dan pendapatan negara yang diakibatkan beberapa faktor, seperti tanggungan hutang luar negeri yang semakin membengkak, alokasi subsidi BBM, termasuk tentu saja tindakan korupsi yang membuat bocornya anggaran,”lanjutnya.

Salah satu contoh konkrit,ujar Muhaiyan, kebijakan dalam rangka penghematan anggaran adalah pelarangan para PNS untuk rapat ataupun menyelenggarakan kegiatan lain di hotel yang diedarkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

“Tidak terhenti hanya dengan larangan rapat di hotel, dalam edaran tersebut juga dianjurkan bahwa dalam setiap penyelenggaraan kegiatan kepemerintahan dan birokrasi agar dimasyarakatkan penyediaan konsumsi berupa makanan-makanan tradisional. Dengan anjuran ini nantinya jangan heran jika thiwul, lemper, wajik, arem-arem, hingga kacang godhok,lepat,ongol-ongol,dll, akan masuk ke kantor-kantor elit pemerintahan. Makanan pinggiran yang diidentikkan dengan kaum miskin ini akan naik kelas menjadi makanan para elit negara. Di samping dalam rangka memupuk rasa cinta kepada makanan lokal dan penghematan, upaya ini sekaligus untuk meningkatkan omset usaha kecil dan menengah yang terkait. Dengan demikian akan ada efek berantai dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau sekaligus dapat dilampaui,”Muhaiyan berpepatah.

Selanjutnya,ungkap Muhaiyan,anjuran hidup sederhana sesungguhnya bukanlah sebuah ajaran moralitas yang baru. “Semenjak era para nabi dan rasul, kesederhanaan senantiasa melekat pada ajaran maupun pengamalan hidup mereka sehari-hari. Dalam ajaran Islam yang saya anut senantiasa diajarkan bahwa dalam setiap perkara kita hendaknya tidak berlebih-lebihan. Dalam makan tidak boleh berlebih-lebihan dalam hal jumlah, porsi ataupun harganya.”ungkap politisi muda ini.

“Anda pernah membandingkan harga makanan rakyat dengan makanan hotel? Tentu saja bagaikan membandingkan bumi dan langit. Secangkir kopi di kaki lima mungkin hanya dua-tiga ribu perak. Tetapi secangkir kopi di hotel, mall, atau coffe bisa melambung menjadi puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Dari sini saja kita sudah dapat menghitung berapa banyak harga yang harus dibayarkan dengan uang rakyat tatkala para PNS rapat di hotel ?”Tanyanya.

Di satu sisi,kata Muhaiyan, rakyat putar otak, jungkir balik, peras keringat banting tulang untuk mensiasati hidup yang semakin sulit kok anggaran negara yang notabene uang rakyat dihambur-hamburkan untuk foya-foya aparat. Di sekitar kita masih banyak rakyat yang kelaparan, makan senin-kemis, lha kok malah para abdi negara bermewah-mewah makan-minum di hotel dengan uang rakyat !

“Betapa hal tersebut sangat melukai sisi keadilan dan kemanusiaan rakyat,untuk itu penggunaan belanja makan dan minum,rapat dan kegiatan sehari-hari kerja dimasing-masing bagian dan instansi yang tertuang dalam RAPBD Kabupaten Ketapang yang nilainya sangat pantastis di tahun anggaran 2015,perlu ditinjau ulang yang mencapai Rp.13 Milyar tersebut, dengan rincian makan minum lingkup sekretariat daerah saja mencapai Rp. 5 Milyar dan dinas instansi serta kantor-kantor sejumlah Rp. 8 Milyar,”pintanya.

Indonesia di hari ini,lanjut Muhaiyan,telah memasuki babak kehidupan baru. setiap pemimpin yang berasal dari akar rumput rakyat Indonesia. Ia tentu sangat paham akan arti penderitaan rakyat. Jangankan untuk menempuh pilihan hidup sederhana, bahkan sekedar bisa bertahan hidup-pun masih banyak rakyat yang tidak dapat mencapainya. Pemimpin yang lahir di tengah suasana kemelaratan sudah sangat pas bila bersikap dan bertindak dengan penuh kesederhanaan pula.


“Sudah pasti kebijakan untuk penghematan anggaran dengan penerapan pola hidup sederhana di lingkungan birokrasi pemerintahan tidak sama sekali tanpa hambatan. Kebiasaan para aparatur negara yang merasa anggaran yang diberikan merupakan “hak” sebagai kaum elit negara juga memerlukan perubahan pola pikir yang tidak serta-merta. Resistensi dari dalam sudah pasti ada dan hal itu menjadi tantangan bagi setiap tingkatan pimpinan untuk menyelaraskan dan mengharmoniskannya dengan kebijakan di tingkat komando tertinggi.Jika hal ini menjadi komitmen bersama, saya yakin kesederhanaan bisa benar-benar berdampak terhadap penghematan anggaran negara,”pungkasnya.*(H/k65)
IKLAN RENPONSIF ( Yang Sudah Diparse )

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belanja Makan Minum Pemkab Ketapang Rp.13 M,Hemat Anggaran atau Makan Mewah"

Post a Comment